When Omnivore meets Vegetarian, Part 1 - Ahimsa and Loving Hut
Being omnivore my whole life, trying vegetarian foods is a pretty exciting experience (since I always love food).
Menurut wikipedia, vegetarian adalah sebutan bagi orang yang hanya makan tumbuh-tumbuhan dan tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti daging dan unggas, namun masih mungkin mengonsumsi produk olahan hewan seperti telur, keju, atau susu. Sedang pengertian vegan (yang saya kutip dari: https://wisnuvegetarianorganic.wordpress.com/2013/03/03/apa-perbedaan-antara-vegan-dan-vegetarian/) adalah vegetarian murni 100% hanya makan makanan yang berasal dari tanaman, seperti biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan dan mereka mengecualikan semua hewan oleh produk dari gaya hidup mereka (misalnya item daging, telur, susu, wol, kulit, yang mengandung lemak hewani , produk yang diuji pada hewan dll).
Sejauh yang saya tahu, (berdasarkan pengamatan saya pribadi) umumnya restoran "vegetarian" di Surabaya lebih mengacu kepada makanan "vegan". Hal ini sepertinya didasari oleh agama atau kepercayaan yang di anut. Sehingga, beberapa restoran yang saya kunjungi cenderung tidak menggunakan produk hewani seperti susu maupun telur. Bahkan, beberapa restoran yang saya kunjungi sama sekali tidak menggunakan bawang merah maupun bawang putih (kalau tidak salah, menurut penjelasan teman saya yang seorang penganut jainism, hal ini terkait dengan agama atau kepercayaan). Hal ini sungguh membuat saya terkejut, karena bagi saya, bawang merah maupun bawang putih selalu digunakan dalam segala masakan. Yang membuat saya lebih heran adalah, walaupun tidak menggunakan produk hewani sama sekali (bahkan tidak menggunakan bawang merah dan bawang putih), rasa dari hampir semua masakan vegetarian (atau vegan) yang saya coba, tetap mempunyai rasa yang nikmat.
Ada beberapa retoran vegetarian di Surabaya, diantara yang pernah saya coba adalah: Ahimsa, Loving Hut, Meta Vegan, Balap Vegan, dan Batik Vegan. Dalam posting-an saya kali ini saya akan berbagi pengalaman saya tentang restoran vegetarian yang cukup terkenal di Surabaya, yaitu Ahimsa dan Loving Hut.
Ahimsa Vegan Lounge
Address : Jl. Kusuma Bangsa No. 80 , Genteng - Surabaya Kota. Phone, : 031 5350466
Address : Jl. Kusuma Bangsa No. 80 , Genteng - Surabaya Kota. Phone, : 031 5350466
Jadi awal cerita saya mencoba makanan vegetarian adalah karena teman saya yang berasal dari Amerika, seorang vegetarian. Akhirnya kami mencoba search beberapa restoran vegetarian yang ada di Surabaya. Dari beberapa nama restoran yang kami temukan, Ahimsa adalah yang berlokasi paling dekat dengan kami, sehingga Ahimsa adalah adalah restoran vegetarian yang pertama kali kami coba.
Restoran ini berlokasi di seberang (sebelah timur) SMA kompleks. Suasana tenang dan bersih adalah kesan pertama saya saat memasuki Ahimsa Vegan Lounge.
Restoran ini berlokasi di seberang (sebelah timur) SMA kompleks. Suasana tenang dan bersih adalah kesan pertama saya saat memasuki Ahimsa Vegan Lounge.
Gambar 1: Dekorasi di Ahimsa Vegan Lounge
Gambar 2: Dekorasi di Ahimsa Vegan Lounge
Makanan yang kami pesan saat itu adalah sup asparagus, soto "ayam", dan (kalau tidak salah) mix platter.
Sup asparagus yang disajikan oleh Ahimsa Vegan Lounge cenderung terasa manis. Karena sup asparagus ini tidak menggunakan bahan hewani seperti telur dan kepiting (seperti yang biasanya digunakan pada sup asparagus), sebagai penggantinya adalah parutan wortel. Parutan wortel itulah yang membuat warna sup berwarna agak kemerahan dan (menurut saya) membuat rasa asparagusnya terasa manis.
Mix platter, sebagaimana namanya, terdiri atas beberapa macam makanan yang berbeda, diantaranya adalah: tahu, jagung muda, sejenis mie (mungkin bihun), dan berbagai macam "daging" vegetarian. Tahu yang disajikan adalah tahu padat yang digoreng dan untuk jagung mudanya ditumis namun tetap renyah. Untuk berbagai macam "daging" vegetarian, ada yang diproses dan dimasak seperti nugget dan ada juga sejenis jamur yang dilumuri kecap (rasanya seperti sate ayam).
Soto "ayam" disajikan dalam mangkuk (yang menurut saya) berukuran besar. Soto yang disajikan berisi kentang goreng, bihun, seledri, dan potongan "olahan tahu" goreng. Soto juga disajikan dengan sambal dan jeruk nipis.
Kisaran harga makanan di restoran ini adalah mulai dari Rp. 10.000 - Rp. 60.000
Sedang untuk minuman di restoran ini, harganya berkisar antara Rp. 6.000 - Rp. 30.000
2. Loving Hut
PT. Loving Hut Indonesia adalah cabang franchise restoran cepat saji vegan Loving Hut International Company, Ltd dari Formosa (Taiwan). Loving Hut sendiri adalah salah satu retoran vegetarian paling terkenal di Surabaya, selain karena lokasinya yang strategis, tempatnya nyaman, restoran ini juga menyediakan berbagai macam variasi menu (yang menurut saya seperti Solaria-nya restoran vegetarian).
Di restoran ini terdapat beberapa foto dan quotes dari para artis maupun tokoh dunia yang merupakan vegetarian/vegan. Pada menu juga terdapat beberapa ulasan singkat mengenai keuntungan menjadi vegetarian/vegan dan juga ada penjelasan mengapa menjadi vegetarian dapat menjadi salah satu jalan untuk menjaga lingkungan.
Mie ayam yang disajikan Loving Hut pada dasarnya seperti mie ayam yang biasanya kita (selaku omnivora) makan, yang berbeda adalah potongan ayamnya diganti dengan "daging" vegetarian, selain itu mie ayam ini dilengkapi dengan sayur sawi hijau, kecambah, sambal, dan acar. Rasa kuahnya segar dan menyatu dengan pas dengan mie ayam.
Kesimpulan saya (yang seumur hidup adalah seorang omnivora) adalah, makanan dari restoran vegetarian bisa menjadi pilihan menu yang berbeda dari menu yang biasa kita nikmati, selain itu makanan vegetarian ini bisa menjadi referensi untuk kita yang ingin menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Selain itu, saat kita makan di restoran vegetarian (inshaAllah) kita tidak perlu mengkhawatirkan halal atau tidaknya makanan yang kita makan.
PS:
Mohon maaf jika ulasan saya kali ini kurang tepat, baik terkait dengan penjelasan mengenai vegetarian maupun vegan. Hal ini terkait dengan keterbatasan pengetahuan saya mengenai vegetarian/vegan.
Semoga bermanfaat. :)
Gambar 3: Mix Platter (atas) dan sup asparagus (bawah).
Sup asparagus yang disajikan oleh Ahimsa Vegan Lounge cenderung terasa manis. Karena sup asparagus ini tidak menggunakan bahan hewani seperti telur dan kepiting (seperti yang biasanya digunakan pada sup asparagus), sebagai penggantinya adalah parutan wortel. Parutan wortel itulah yang membuat warna sup berwarna agak kemerahan dan (menurut saya) membuat rasa asparagusnya terasa manis.
Mix platter, sebagaimana namanya, terdiri atas beberapa macam makanan yang berbeda, diantaranya adalah: tahu, jagung muda, sejenis mie (mungkin bihun), dan berbagai macam "daging" vegetarian. Tahu yang disajikan adalah tahu padat yang digoreng dan untuk jagung mudanya ditumis namun tetap renyah. Untuk berbagai macam "daging" vegetarian, ada yang diproses dan dimasak seperti nugget dan ada juga sejenis jamur yang dilumuri kecap (rasanya seperti sate ayam).
Gambar 4: Soto
Soto "ayam" disajikan dalam mangkuk (yang menurut saya) berukuran besar. Soto yang disajikan berisi kentang goreng, bihun, seledri, dan potongan "olahan tahu" goreng. Soto juga disajikan dengan sambal dan jeruk nipis.
Kisaran harga makanan di restoran ini adalah mulai dari Rp. 10.000 - Rp. 60.000
Sedang untuk minuman di restoran ini, harganya berkisar antara Rp. 6.000 - Rp. 30.000
2. Loving Hut
PT. Loving Hut Indonesia adalah cabang franchise restoran cepat saji vegan Loving Hut International Company, Ltd dari Formosa (Taiwan). Loving Hut sendiri adalah salah satu retoran vegetarian paling terkenal di Surabaya, selain karena lokasinya yang strategis, tempatnya nyaman, restoran ini juga menyediakan berbagai macam variasi menu (yang menurut saya seperti Solaria-nya restoran vegetarian).
Di restoran ini terdapat beberapa foto dan quotes dari para artis maupun tokoh dunia yang merupakan vegetarian/vegan. Pada menu juga terdapat beberapa ulasan singkat mengenai keuntungan menjadi vegetarian/vegan dan juga ada penjelasan mengapa menjadi vegetarian dapat menjadi salah satu jalan untuk menjaga lingkungan.
Gambar 5: Kwetiau Goreng
Menurut saya, rasa dari Kwetiau Goreng di Loving Hut tidak jauh berbeda dengan rasa kwetiau pada umumnya. Maksud saya adalah walaupun tanpa menggunakan produk hewani, MSG, dan bawang, rasa kwetiaunya tetap terasa enak di lidah. Nilai tambah lain dari kwetiau ini adalah bagi para penyuka sayur, Kwetiau Goreng di Loving Hut banyak sekali sayurnya, ada kembang kol, sawi daging, wortel, dan jamur. Selain berbagai macam sayur, dalam kwetiau terdapat beberapa produk olahan "daging" vegetarian yang diolah menjadi bakso.
Gambar 6: Mie Ayam
Kesimpulan saya (yang seumur hidup adalah seorang omnivora) adalah, makanan dari restoran vegetarian bisa menjadi pilihan menu yang berbeda dari menu yang biasa kita nikmati, selain itu makanan vegetarian ini bisa menjadi referensi untuk kita yang ingin menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Selain itu, saat kita makan di restoran vegetarian (inshaAllah) kita tidak perlu mengkhawatirkan halal atau tidaknya makanan yang kita makan.
PS:
Mohon maaf jika ulasan saya kali ini kurang tepat, baik terkait dengan penjelasan mengenai vegetarian maupun vegan. Hal ini terkait dengan keterbatasan pengetahuan saya mengenai vegetarian/vegan.
Semoga bermanfaat. :)
Comments
Post a Comment